Memaknai Lafadz Takdir Berdasarkan Semiotik Roland Barthes

Dari beberapa tokoh semiotik, kiranya memang Roland Barthes-lah yang terlihat lengkap dalam mengungkapkan apa yang terpancar dari proses pemikiriran tentang suatu petanda dibanding tokoh-tokoh lainnya seperti Saussure yang terkesan hanya menggambarkan tentang keterkaitan antara tiga unsur dalam proses pemikiran; dan Pierce yang justru menggambarkan tentang keterkaitan hasil suatu interpretasi dengan interpreter selanjutnya dan iluminasi-iluminasi seterusnya. Oleh karena itulah penulis di sini berusaha ingin mencontohkan lebih dalam tentang teori yang dikembangkan oleh Roland Barthes tersebut.

Semiotik

Sebelum lebih jauh menginterpretasikan ayat-ayat al-Qur’an dengan menggunakan berbagai metode yang ditawarkan semiotik dan hermeneutik, kiranya penulis ingin membedakan lebih dahulu antara keduanya agar nantinya lebih tidak membingungkan bagi interpreter selanjutnya saat membaca pendapat penulis ini. Perbedaan yang dianggap penulis di sini adalah bila semiotik lebih menyatakan pada makna lafadz atau kata saja pada suatu ayat. Sedangkan hermeneutik lebih ke makna keseluruhan yang muncul dari susunan kata atau kalimat baik pada suatu ayat atau beberapa ayat.